GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN

Oleh:

Dewi Yuliana TK


 

Tidak hanya memberikan perintah, seorang pemimpin juga harus mampu membangun suasana yang kondusif dalam sebuah organisasi. Suasana yang kondusif dapat tercipta apabila seorang pemimpin menerapkan gaya kepemimpinan yang benar. Dilansir dari buku Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia (2018) karya Muhammad Busro, gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang secara konsisten yang diperankan oleh pemimpin ketika memengaruhi anggota kelompok. Artinya, cara pemimpin bertindak dalam memengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinan seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus bisa menerapkan gaya kepemimpinan yang benar agar para aggota kelompok merasa nyaman dalam bekerja sehingga tujuan organisasi bisa dicapai secara efektif dan efisien.

Tipe dan gaya kepemimpinan sangat berkaitan dengan norma perilaku pada diri seseorang saat mempengaruhi mempengaruhi perilaku orang lain, pada umumnya perhatian masyarakat banyak dikaitkan dengan cerita tentang kepemimpinan panglima perang yang termasyhur, kepemimpinan tokoh politik, tokoh agama, dan tokoh masyarakat yang sangat dikagumi sebagai orang-orang yang sangat berjasa.

Jika dilihat dalam perspektif sejarah kepemimpinan dari sudut pandang seni, dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah seni yang usianya setua usia manusia di bumi, yang telah dipraktekkan dalam sepanjang sejarah manusia. Dalam sebuah tinjauan komprehensif teori kepemimpinan (Stogdill, 1974), beberapa kategori yang berbeda telah diidentifikasi dalam menangkap esensi studi kepemimpinan dalam abad kedua puluh. Dimana kecenderungan pertama berurusan dengan atribut pemimpin besar.

Selanjutnya, kepemimpinan dijelaskan oleh kualitas internal dengan mana seseorang itu dilahirkan (Bernard, 1926). Pikiran adalah bahwa jika ciri-ciri pemimpin dibedakan dan pengikut bisa diidentifikasi, pemimpin yang sukses bisa segera dinilai dan dimasukkan ke dalam posisi kepemimpinan (Alfian, 2013). Kepribadian, fisik, dan karakteristik mental diperiksa. Penelitian ini didasarkan pada gagasan bahwa pemimpin dilahirkan (tidak dibuat), dan merupakan kunci keberhasilan itu hanya dalam mengidentifikasi orang-orang yang dilahirkan menjadi pemimpin besar.

Meskipun banyak penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi sifat, namun tidak ada jawaban yang jelas ditemukan berkaitan dengan apa sifat-sifat konsisten yang dikaitkan dengan kepemimpinan besar. Satu hal yang menjadi cacatan dalam garis pemikiran ini, adalah pemikiran ini mengabaikan faktor situasional dan lingkungan yang berperan dalam tingkat efektivitas pemimpin. Lebih lanjut Bernard menyatakan bahwa berdasarkan fakta, seni kepemimpinan itu telah ada serta diterapkan secara umum, karena kepemimpinan itu adalah seni yang bersifat universal (Bernard, 1926).

 

MACAM KEPEMIMPINAN

  1. Otokratis

Otokrat berasal dari perkataan “utus” (sendiri) dan “kratos” (kekuasaan) jadi otokrat berarti penguasaan obsolut. Kepemimpinan otoritas berdasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak yang harus dipatuhi (Siagian, 2007). Dimana setiap perintah dan kebijakan yang ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya dan harus dilakukan. Pada gaya otokratis ini, pemimpin memiliki kewenangan buat merumuskan sebuah keputusan serta mendelegasikan tugas pada bawahan. ciri asal otokratis ini artinya keputusan akan dirumuskan sendiri tanpa mendapatkan saran asal orang lain termasuk bawahan atau anggota kelompoknya.

Menurut Terry, pemimpin yang bertipe otoriter biasanya bekerja secara sungguh-sungguh, teliti dan cermat. Dimana pemimpin bekerja menurut peraturan kebijakan yang berlaku, meskipun sedikit kaku dan segala intruksinya harus dipatuhi oleh para bawahan (Siswanto dan Hamid, 2017). Para bawahan tidak berhak untuk mengomentari apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin karena pemimpin menganggap bahwa dialah yang bertindak sebagai pengemudi yang akan bertanggung jawab atas segala kompleksitas organisasi.

Berdasarkan nilai-nilai demikian, seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan berbagai sikap yang menonjolkan “kekuasaan” antara lain: (1) kencenderungan dalam memperlakukan para bawahan sama dengan alat-alat lain dalam organisasi atau instansi lain; (2) pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksana tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahan; (3) pengabaian peran bawahan dalam proses pengambilan keputusan.

  1. Paternalistik

Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan organisasi dapat diwarnai oleh harapan para pengikutnya. Harapan itu pada umumnya terwujud keinginan agar pemimpin mereka mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan layaknya dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk. Ditinjau dari segi nilai organisasi yang dianut biasanya seorang pemimpin yang peternalistik mengutamakan nilai kebersamaan, dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang peternalistik kepentingan bersama dan perlakuan terlihat sangat menonjol. Artinya seorang pemimpin yang bersangkutan berusaha untuk memperlakukan semua orang yang terdapat dalam organisasi seadil dan serata mungkin.

  1. Kharismatik

Tipe pemimpin kharismatik ini memiliki kekuatan energi daya tarik yang bisa untuk mempengaruhi orang lain. Sehingga ia mempunyai pengikut yang besar jumlahnya (Kartono, 2010). Seorang pemimpin yang kharismatik adalah seorang pemimpin yang di kagumi oleh orang banyak pengikut tersebut tidak selalu menjelaskan secara kongkrit mengapa tipe pemimpin yang kharismatik sangat dikagumi. Orang cenderung mengatakan bahwa orangorang tertentu yang memiliki “kekuatan ajaib” dan menjadikan orang-orang tertentu di pandang sebagai pemimpin kharismatik. Dalam anggota organisasi atau instansi yang di pimpin oleh orang kharismatik, tidak mempersoalkan nilai-nilai yang dianut, sikap perilaku dan gaya yang digunakan oleh pemimpin yang kharismatik mengunakan otokratik para bawahan tetap mengikuti dan tetap setia pada seorang pemimpin yang kharismatik.

  1. Demokratis

Tidak selaras dengan gaya kepemimpinan otokratis, di gaya demokratis ini seseorang pemimpin akan lebih merumuskan keputusan secara beserta pada seluruh anggota tim. sebab disini seorang pemimpin menginginkan para anggota tim nya buat bisa lebih kritis serta berpikir cepat pada merumuskan suatu keputusan yang efektif. sehingga hasil akhir keputusan merupakan sesuai hasil konvensi seluruh anggota tim termasuk menggunakan pemimpin. Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasihat dan sugesti bawahan. Seorang pemimpin yang berdemokratis dihormati dan disegani bukan ditakuti karena perilaku pemimpin demokratis dalam kehidupan organisasional mendorong pada bawahannya menumbuh kembangkan daya inovasi dan kreativitasnya.

  1. Militeristis

Banyak mengunakan sistem perintah, sistem komando dari atasan ke bawahan yang sifatnya keras, sangat otoriter dan menghendaki bawahan agar selalu patuh. Tipe ini sifatnya kemiliteran, hanya gaya warnanya yang mencontoh gaya kemiliteran tetapi dilihat lebih seksama tipe ini mirip dengan tipe otoriter (Kartono, 2010).

 

GAYA-GAYA KEPEMIMPINAN

Tidak ada satupun pemimpin yang berhasil dengan hanya menerapkan satu macam gaya kepemimpinan untuk segala situasi. Oleh sebab itu, pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dialami.

Gaya kepemimpinan atau style of leadership merupakan cara seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya atau menjalankan fungsi managemennya dalam memimpin bawahanannya. Adapun gaya-gaya kepemimpinan yaitu sebagai berikut:

  1. Gaya Kepemimpinan Demokratis;

Gaya kepemimpinan demokratis adalah suatu kemampuan dalam mempengaruh orang lain agar dapat bersedia untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan berbagai cara atau kegiatan yang dapat dilakukan dimana ditentukan bersama antara bawahan dan pimpinan. Gaya tersebut terkadan disebut sebagai gaya kepemimpinan yang terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan adanya kesederajatan, kepemimpinan partisipatif atau konsultatif. Pemimpin yang berkonsultasi kepada anak buahnya dalam merumuskan suatu tindakan putusan bersama.

Adapun ciri-ciri dari gaya kepemimpinan demokratis ini yaitu memiliki wewenang pemimpin yang tidak mutlah, pimpinan bersedia dalam melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan, kebijakan dan keputusan itu dibuat bersama antara bawahan dan pimpinan, komunikasi dapat berlangsung dua arah dimana pimpinan ke bawahan dan begitupun sebaliknya, pengawasan terhadap (sikap, perbuatan, tingkah laku atau kegiatan) kepada bawahan dilakukan dengan wajar, prakarsa bisa datang dari bawahan atau pimpinan, bawahan memiliki banyak kesempatan dalam menyampaikan saran atau pendapat dan tugas-tugas yang diberikan kepada bawahan bersifat permintaan dengan mengenyampingkan sifat instruksi, dan pimpinan akan memperhatikan dalam bertindak dan bersikap untuk memunculkan saling percaya dan saling menghormati.

  1. Gaya Kepemimpinan Delegatif;

Gaya kepemimpinan delegatif memiliki ciri-ciri yaitu pemimpin akan jarang dalam memberikan arahan, pembuat keputusan diserahkan kepada bawahan, dan anggota organisasi tersebut diharapkan bisa menyelesaikan segala permasalahannya sendiri. Gaya kepemimpinan delegatif ini memiliki ciri khas dari perilaku pemimpin didalam melakukan tugasnya sebagai pemimpin. Dengan demikian, maka gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan sangat dipengaruhi adanya karakter pribadinya. Kepemimpinan delegatif merupakan sebuah gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh pimpinan untuk bawahannya yang mempunyai kemampuan, agar bisa menjalankan aktivitasnnya yang untuk sementara waktu tak bisa dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai macam sebab. Gaya kepemimpinan delegatif ini sangat cocok dilakukan kalau staff yang dimiliki ternyata mempunyai motivasi dan kemampuan yang tinggi. Dengan demikian pimpinan tak terlalu banyak dalam memberikan perintah kepada bawahannya, bahkan pemimpin akan lebih banyak dalam memberikan dukungan untuk bawahannya.

  1. Gaya Kepemimpinan Birokratis;

Gaya kepemimpinan birokratis ini dilukiskan dengan pernyataan “Memimpin berdasarkan adanya peraturan”. Perilaku memimpin yang ditandai dengan adanya keketatan pelaksanaan suatu prosedur yang telah berlaku untuk pemimpin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis, secara umum akan membuat segala keputusan itu berdasarkan dari aturan yang telah berlaku dan tidak ada lagi fleksibilitas. Segala kegiatan mesti terpusat pada pemimpin dan sedikit saja diberikan kebebasan kepada orang lain dalam berkreasi dan bertindak, itupun tak boleh melepaskan diri dari ketentuan yang sudah berlaku. Adapun beberapa ciri gaya kepemimpinan birokratis ialah Pimpinan akan menentukan segala keputusan yang berhubungan dengan seluruh pekerjaan dan akan memerintahkan semua bawahan untuk bisa melaksanakannya; Pemimpin akan menentukan semua standar tentang bagaimana bawahan akan melakukan tugas; Adanya sanksi yang sangat jelas kalau seorang bawahan tidak bisa menjalankan tugas sesuai dengan standar kinerja yang sudah ditentukan.

  1. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire;

Gaya ini akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang telah dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya tersebut hanya dapat berjalan jika bawahan mampu memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan dalam mengejar tujuan dan sasaran yangcukup tinggi. Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali dalam menggunakan kekuasaannya atau sama sekali telah membiarkan anak buahnya untuk berbuat dalam sesuka hatinya.

  1. Gaya Kepemimpinan Otoriter/ Authoritarian;

Adalah gaya pemimpin yang telah memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang ingin diambil dari dirinya sendiri dengan secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab akan dipegang oleh si pemimpin yang bergaya otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya sekedar melaksanakan tugas yang sudah diberikan. Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya mengarah kepada tugas. Artinya dengan adanya tugas yang telah diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaganya ini mesti diproyeksikan bagaimana ia dalam memerintah kepada bawahannya agar mendapatkan kebijaksanaan tersebut dapat tercapai dengan baik. Di sini bawahan hanyalah menjadi suatu mesin yang hanya sekedar digerakkan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang datang dari bawahan sama sekali tidak pernah sekalipun diperhatikan.

  1. Gaya Kepemimpinan Kharismatik;

Kelebihan dari gaya kepemimpinan karismatis ini ialah mampu menarik orang. Mereka akan terpesona dengan cara berbicaranya yang akan membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan memiliki gaya kepribadian ini akan visionaris. Mereka sangat menyenangi akan perubahan dan adanya tantangan. Mungkin, kelemahan terbesar dari tipe kepemimpinan model ini dapat di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong yang Nyaring Bunyinya. Mereka hanya mampu menarik orang untuk bisa datang kepada mereka. Setelah beberapa lama kemudian, orang-orang yang datang tersebut akan kecewa karena adanya ketidak-konsistenan. Apa yang telah diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta dalam pertanggungjawabannya, pemimpin akan senantiasa memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.

  1. Gaya Kepemimpinan Diplomatis;

Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini terdapat di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali selalu melihat dari satu sisi, yaitu pada sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan pada lawannya. Hanya pemimpin dengan menggunakan kepribadian putih ini yang hanya bisa melihat kedua sisi dengan jelas, Apa yang dapat menguntungkan dirinya dan juga dapat menguntungkan lawannya. Kesabaran dan kepasifan merupakan kelemahan pemimpin dengan menggunakan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat begitu sabar dan sanggup dalam menerima tekanan. Mereka dapat menerima perlakuan yang tak menyenangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak menerimanya. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya akan meninggalkan si pemimpin.

  1. Gaya Kepemiminan Moralis;

Kelebihan dari gaya kepemimpinan moralis seperti ini ialah pada umumnya Mereka hangat dan sopan untuk semua orang. Mereka mempunayi empati yang tinggi terhadap segala permasalahan dari para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan-kebajikan ada dalam diri pemimpin tersebut. Orang — orang akan datang karena kehangatannya terlepas dari semua kekurangannya. Kelemahan dari pemimpinan seperti ini ialah emosinya. Rata-rata orang seperti ini sangatlah tidak stabil, terkadang dapat tampak sedih dan sangat mengerikan, kadang pula bisa saja sangat begitu menyenangkan dan bersahabat.

  1. Gaya Kepemimpinan Administratif;

Gaya kepemimpinan tipe ini akan terkesan kurang inovatif dan telalu kaku dalam memandang aturan. Sikapnya sangat konservatif serta kelihatan sekali takut di dalam mengambil resiko dan mereka cenderung akan mencari aman.

  1. Gaya Kepemimpinan Analitis (Analytical);

Dalam gaya kepemimpinan tipe ini, biasanya untuk pembuatan keputusan didasarkan pada suatu proses analisis, terutama analisis logika dari setiap informasi yang didapatkan. Gaya ini akan berorientasi pada hasil dan akan lebih menekankan pada rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka panjang. Kepemimpinan model ini sangatlah mengutamakan logika dengan menggunakan beberap pendekatan-pendekatan yang masuk akal serta kuantitatif.

  1. Gaya kepemimpinan entrepreneur;

Gaya kepemimpinan ini sangatlah menaruh perhatian pada kekuasaan dan hasil akhir serta kurang mengutamakan untuk kebutuhan akan kerjasama. Gaya kepemimpinan model ini biasanya akan selalu mencari pesaing dan akan menargetkan standar yang tinggi.

  1. Gaya Kepemimpinan Visioner;

Kepemimpinan visioner merupakan pola kepemimpinan yang ditujukan untuk bisa memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dijalankan secara bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberikan arahan dan makna pada suatu kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkandengan visi yang jelas.

  1. Gaya Kepemimpinan Situasional;

Inti dari teori kepemimpinan situational ialah bahwa suatu gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan dapat berbeda-beda, tergantung dari seperti apa tingkat kesiapan para pengikutnya. Pemahaman fundamen dari teori kepemimpinan situasional ialah mengenai tidak adanya gaya kepemimpinan yang paling terbaik. Teori kepemimpinan situasional akan bertumpu pada dua konsep yang fundamental yaitu tingkat kesiapan/ kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut dan gaya kepemimpinan.

  1. Kepemimpinan Militeristik;

Tipe pemimpin seperti ini sangatlah mirip dengan tipe pemimpin yang otoriter yang merupakan tipe pemimpin yang senantiasa bertindak sebagai diktator terhadap para anggota kelompoknya. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik yaitu lebih banyak dalam menggunakan sistem perintah atau komando, keras dan sangat begitu otoriter, kaku dan seringkali untuk kurang bijaksana; menghendaki adanya kepatuhan yang mutlak dari bawahan; sangat menyenangi suatu formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang terlalu berlebihan; menuntut adanya sebuah disiplin yang keras dan kaku dari para bawahannya; tidak menghendaki adanya saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya; dan komunikasi hanya dapat berlangsung searah.

10 Macam Gaya Kepemimpinan Beserta Contohnya

Berikut adalah 10 macam gaya kepemimpinan yang paling umum, termasuk manfaat, tantangan, dan contoh masing-masing:

  1. Gaya Kepemimpinan Pelatihan (Coaching Leadership)

Seorang pemimpin harus dengan cepat mengenali sebuah kekuatan, kelemahan, dan mampu memotivasi anggota tim untuk membantu setiap individu berkembang. Tipe pemimpin ini sering membantu anggota tim dalam menetapkan tujuan yang cerdas dan kemudian memberikan feedback yang mendorong pertumbuhan. Tipe pemimpin ini harus terampil dalam menciptakan lingkungan yang positif dan memotivasi.

Gaya kepemimpinan pelatihan adalah salah satu yang paling menguntungkan bagi pengusaha. Sayangnya, ini sering juga merupakan salah satu gaya yang paling jarang digunakan karena lebih memakan waktu daripada jenis kepemimpinan lainnya. Kriteria gaya kepemimpinan ini yakni:

  • Menawarkan bimbingan alih-alih memberi perintah
  • Nilai belajar sebagai cara untuk berkembang
  • Sesuaikan cara penyampaian pengetahuan dan coba untuk beri bantuan jika ada yang merasa kesulitan

Manfaat:
Kepemimpinan ini bersifat positif dan mampu mendorong keterampilan baru, pemikiran yang lebih bebas, menyesuaikan kembali dengan tujuan perusahaan, dan menumbuhkan budaya percaya diri.

Tantangan:
Meskipun gaya ini memiliki banyak keuntungan, gaya ini dapat memakan waktu lebih lama karena memerlukan waktu menghandle karyawan satu persatu yang mungkin akan menyulitkan lingkungan kerja yang harus didorong serba cepat.

Contoh:
Sales manager mengumpulkan tim untuk rapat dalam agenda membahas pembelajaran dari evaluasi sebelumnya. Mereka memulai pertemuan dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terkait kinerja tim.

Manajer kemudian menunjuk sales yang memiliki kinerja luar biasa dan memberikan kompensasi penghargaan pada sales terbaik tersebut. Akhirnya, manajer menutup rapat dengan mengumumkan sayembara berikutnya, guna memotivasi tenaga sales untuk mencapai tujuan mereka.

2. Gaya Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership)

Pemimpin visioner memiliki kemampuan yang kuat untuk mendorong kemajuan dan mengantar perubahan dengan menginspirasi karyawan dan mendapatkan kepercayaan untuk ide-ide baru. Seorang pemimpin visioner juga mampu membangun ikatan organisasi yang kuat. Mereka berusaha untuk menumbuhkan kepercayaan di antara bawahan langsung dan rekan kerja.

Gaya visioner sangat membantu untuk organisasi kecil agar mampu berkembang pesat, atau organisasi yang lebih besar agar mengalami transformasi atau restrukturisasi perusahaan. Kamu mungkin menjadi pemimpin visioner jika memiliki kriteria:

  • Gigih dan berani
  • Strategis
  • Berani mengambil resiko
  • Inspiratif
  • Optimis
  • Inovatif

Manfaat:
Kepemimpinan visioner dapat membantu perusahaan tumbuh, menyatukan tim dalam perusahaan, serta mengganti praktik yang sudah ketinggalan zaman.
Tantangan:
Pemimpin visioner mungkin kehilangan peluang karena begitu fokus pada tujuan yang lebih besar. Mereka dapat mengorbankan penyelesaian masalah saat ini karena lebih berorientasi pada masa depan, ini dapat membuat anggota tim merasa tidak didengarkan.

Contoh:
Seorang guru BK membuat sebuah kelompok di sekolah bersama guru lain untuk membantu menyelesaikan kecemasan dan masalah yang dihadapi siswa di luar sekolah. Tujuannya adalah untuk membantu siswa memiliki fokus yang lebih baik dan berhasil di sekolah. Guru ini telah mengembangkan metode pengujian sehingga dapat menemukan cara yang berarti untuk membantu siswa dengan cepat dan efisien.

  1. Gaya Kepemimpinan Melayani (Servant Leadership)

Pemimpin ini memiliki pola pikir mengutamakan seseorang dan percaya bahwa anggota tim merasa terpenuhi secara pribadi dan profesional, akan menjadikan anggota lebih mudah diatur dan mampu menghasilkan pekerjaan yang hebat. Karena memperhatikan kepuasan dan kolaborasi karyawan, mereka cenderung mendapat rasa hormat yang lebih tinggi dari karyawannya.

Gaya kepemimpinan yang melayani sangat baik dalam membangun moral karyawan dan membantu orang-orang terlibat dengan maksimal dalam pekerjaan mereka. Kriteria kepemimpinan ini adalah:

  • Beri motivasi pada tim
  • Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
  • Peduli secara pribadi dengan anggota tim
  • Mendorong kolaborasi dan keterlibatan
  • Berkomitmen untuk mengembangkan tim secara professional

Manfaat:
Pemimpin yang melayani memiliki kemampuan untuk meningkatkan loyalitas dan produktivitas karyawan, mampu menumbuhkan kepercayaan, dan menciptakan pemimpin masa depan.

Tantangan:
Pemimpin tipe ini lebih melelahkan karena sering menempatkan kebutuhan tim di atas kebutuhan mereka sendiri. Mereka mungkin mengalami kesulitan untuk terlihat berwibawa.

Contoh:
Manajer produk mengadakan pertemuan bulanan dengan semua karyawan yang memiliki kekhawatiran, pertanyaan, atau pemikiran tentang peningkatan kinerja atau penggunaan produk.

  1. Gaya Kepemimpinan Otokratis

Ini mengarah pada gaya kepemimpinan yang otoriter, tipe pemimpin ini adalah seseorang yang fokus pada hasil dan efisiensi. Pemimpin seperti ini sering membuat keputusan sendiri atau dengan kelompok kecil yang terpercaya dan mengharapkan karyawan untuk melakukan persis seperti yang diminta. Tipe pemimpin seperti ini lebih cocok sebagai komandan militer.

Gaya otokratis dapat berguna dalam organisasi dengan pedoman yang ketat atau industri yang butuh kepatuhan tinggi. Ini juga dapat bermanfaat digunakan pada karyawan yang membutuhkan banyak pengawasan. Namun, gaya kepemimpinan ini dapat melumpuhkan kreativitas dan membuat karyawan merasa terkekang. Kriteria gaya kepemimpinan ini:

  • Memiliki rasa percaya diri
  • Motivasi diri
  • Berkomunikasi dengan jelas dan konsisten
  • Mengikuti aturan
  • Dapat diandalkan
  • Nilai lingkungan yang sangat terstruktur
  • Percaya pada lingkungan kerja yang diawasi

Manfaat:
Pemimpin otokratis dapat meningkatkan produktivitas melalui pendelegasian, memberikan komunikasi yang jelas dan langsung, mengurangi stres karyawan jika mampu membuat keputusan sendiri dengan cepat.

Tantangan:
Pemimpin otokratis sering rentan terhadap stres tingkat tinggi karena mereka merasa bertanggung jawab atas segala hal. Sebab mereka kurang fleksibel dan sering tidak mau mendengar ide orang lain, ditambah para pemimpin ini sering dibenci oleh tim.

Contoh:
Sebelum melakukan tindakan operasi, ahli bedah dengan hati-hati menceritakan aturan dan proses ruang operasi dengan setiap anggota tim yang akan membantu selama operasi. Dia ingin memastikan semua orang jelas tentang tujuan dan mengikuti setiap prosedur dengan hati-hati sehingga operasi berjalan semulus mungkin.

  1. Gaya Kepemimpinan Lepas Tangan

Berbalik dari tipe kepemimpinan otokratis, sebagian besar berfokus pada pemberian banyak tugas kepada anggota tim dan memberikan sedikit pengawasan. Sebab, seorang pemimpin tidak menghabiskan waktu mereka secara intensif mengelola karyawan, namun justru sering kali memiliki fokus untuk proyek lain.

Manajer dapat mengadopsi gaya kepemimpinan ini ketika memiliki anggota tim yang sangat berpengalaman, terlatih, dan memerlukan sedikit pengawasan. Namun, itu juga dapat menyebabkan penurunan produktivitas jika karyawan bingung dengan tujuan pemimpin mereka, atau jika beberapa anggota tim membutuhkan motivasi dan batasan yang konsisten untuk bekerja dengan baik. Kriteria gaya ini:

  • Mendelegasikan secara efektif
  • Percaya pada kebebasan memilih
  • Menyediakan sumber daya dan alat yang cukup
  • Akan mengambil kendali jika diperlukan
  • Berikan kritik yang membangun
  • Tingkatkan kualitas kepemimpinan dalam tim

Manfaat:
Gaya ini mendorong akuntabilitas, kreativitas, dan lingkungan kerja yang santai.
Tantangan:
Gaya kepemimpinan ini tidak bekerja dengan baik untuk karyawan baru, karena mereka membutuhkan bimbingan dan dukungan langsung pada awal kerja. Metode ini juga dapat menyebabkan kurangnya struktur, kebingungan, dan karyawan tidak merasa didukung dengan baik.

Contoh:
Saat menyambut karyawan baru, seorang pemimpin menjelaskan bahwa teknisinya dapat mengatur dan mempertahankan jadwal kerja mereka sendiri selama mereka mampu mencapai tujuan yang mereka tetapkan bersama sebagai sebuah tim. Mereka juga bebas untuk belajar dan berpartisipasi pada proyek di luar tim mereka.

  1. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya demokrasi yang juga disebut gaya partisipatif adalah kombinasi dari tipe pemimpin otokratis dan lepas tangan. Pemimpin yang demokratis adalah seseorang yang meminta masukan dan mempertimbangkan feedback dari timnya sebelum mengambil keputusan. Karena anggota tim merasa suara mereka didengar dan kontribusi mereka penting, gaya kepemimpinan yang demokratis sering kali dipuji karena mendorong tingkat keterlibatan karyawan dan kepuasan tempat kerja yang lebih tinggi.

Karena jenis kepemimpinan ini mendorong diskusi dan partisipasi, ini adalah gaya yang sangat baik untuk organisasi yang berfokus pada kreativitas dan inovasi. Kriteria gaya kepemimpinan ini ialah:

  • Berikan semua informasi kepada tim saat membuat keputusan
  • Mempromosikan lingkungan kerja sebagai tempat semua orang berbagi ide mereka
  • Pandai dalam mediasi

Manfaat:
Di bawah gaya kepemimpinan ini, karyawan dapat merasa diberdayakan, dihargai, dan disatukan. Ini juga membutuhkan lebih sedikit pengawasan manajerial, karena karyawan biasanya menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan dan mereka harus tahu apa yang harus dilakukan.

Tantangan:
Gaya kepemimpinan ini berpotensi menjadi tidak efisien karena membutuhkan waktu lama untuk mengorganisir diskusi, mendapatkan ide dan feedback, mendiskusikan kemungkinan hasil, dan mengkomunikasikan keputusan. Ini juga dapat menambah tekanan sosial kepada anggota tim yang tidak suka berbagi ide dalam grup.

Contoh:
Seorang manajer toko telah mempekerjakan banyak anggota tim yang fokus dan dapat dia percayai. Saat memutuskan desain lantai, ia hanya bertindak sebagai moderator bagi timnya untuk maju dengan ide anggota tim yang lain.

  1. Gaya Kepemimpinan Penentu Kecepatan (Pacesetter Leadership)

Gaya ini adalah salah satu yang paling efektif untuk mencapai hasil yang cepat. Pemimpin berfokus pada kinerja, sering kali menetapkan standar tinggi, dan meminta pertanggungjawaban anggota tim mereka untuk mencapai tujuan. Kriterianya:

  • Fokus pada tujuan
  • Akan melakukan banyak hal untuk mencapai tujuan
  • Sangat kompeten

Manfaat:
Kepemimpinan ini mendorong karyawan untuk mencapai tujuan. Hal ini mempromosikan lingkungan kerja yang berenergi tinggi dan dinamis.

Tantangan:
Dapat menyebabkan karyawan stres karena mereka selalu berusaha mencapai tujuan pada suatu tenggat waktu. Lingkungan kerja yang serba cepat juga dapat menciptakan miskomunikasi atau kurangnya instruksi yang jelas.

Contoh:
Pemimpin rapat mingguan menyadari bahwa banyak karyawan yang seringkali terlambat hingga satu jam saat rapat. Untuk meningkatkan efisiensi, dia mengubah rapat menjadi wajib hadir sebelum 15 menit.

  1. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Gaya kepemimpinan ini berfokus pada komunikasi yang jelas, penetapan tujuan, dan motivasi karyawan. Namun, alih-alih menempatkan sebagian besar energi ke dalam tujuan individu setiap karyawan, pemimpin transformasional lebih fokus pada komitmen terhadap tujuan organisasi. Kriterianya:

  • Saling menghormati dengan tim
  • Berikan dorongan
  • Menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan
  • Pikirkan gambaran besarnya
  • Menempatkan nilai pada tantangan intelektual tim
  • Kreatif
  • Memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan organisasi

Manfaat:
Kepemimpinan transformasional menghargai hubungan pribadi dengan tim.

Tantangan:
Pemimpin transformasional melihat setiap individu dalam tim, sehingga hal itu dapat menyebabkan mereka berpotensi mengabaikan detail tujuan perusahaan.

Contoh:
Seorang sales dipekerjakan untuk memimpin departemen pemasaran. CEO memintanya menetapkan tujuan dan mengatur tim untuk mencapai tujuan tersebut. Dia menghabiskan bulan pertama dalam untuk mengenal perusahaan dan karyawan pemasaran. Setelah tiga bulan, dia telah menetapkan target untuk setiap tim dan meminta individu untuk menetapkan tujuan pada diri mereka sendiri.

  1. Gaya Kepemimpinan Transaksional

Pemimpin transaksional adalah seseorang yang berfokus pada kinerja. Di bawah gaya kepemimpinan ini, manajer menetapkan insentif yang telah ditentukan sebagai pacuan. Pemimpin transaksional juga berfokus pada bimbingan, instruksi, dan pelatihan untuk mencapai tujuan dan iming-iming menikmati imbalannya. Kriterianya:

  • Bekerja praktis
  • Fokus pencapaian tujuan

Manfaat:
Pemimpin transaksional memfasilitasi pencapaian tujuan, melalui tujuan dan struktur yang jelas.

Tantangan:
Terlalu fokus pada tujuan jangka pendek dan tidak memiliki tujuan jangka panjang dapat menyebabkan perusahaan berjuang dengan kesulitan. Gaya ini menghambat kreativitas dan tidak memotivasi karyawan yang tidak diberi insentif oleh imbalan uang.

Contoh:
Seorang manajer cabang bank bertemu dengan setiap anggota tim setiap dua minggu sekali untuk membahas cara-cara mereka memenuhi dan melampaui target bulanan perusahaan untuk mendapatkan bonus. Masing-masing dari 10 pemain terbaik di divisinya akan menerima hadiah uang.

  1. Gaya Kepemimpinan Birokrasi

Pemimpin birokrasi mengharapkan anggota tim untuk mengikuti aturan dan prosedur persis seperti yang tertulis.Gaya birokrasi berfokus pada tugas tetap agar setiap karyawan memiliki daftar tanggung jawab yang ditetapkan.

Gaya kepemimpinan ini paling efektif di industri atau departemen yang sangat teratur, seperti keuangan, perawatan kesehatan, atau pemerintahan. Kriterianya:

  • Berorientasi pada detail
  • Fokus pada tugas
  • Aturan dan struktur nilai
  • Memiliki etos kerja yang bagus
  • Berkemauan keras
  • Memiliki komitmen pada organisasi
  • Disiplin diri

Manfaat:
Gaya kepemimpinan birokrasi dapat menjadi efisien dalam organisasi yang perlu mengikuti aturan dan regulasi yang ketat. Para pemimpin ini memisahkan pekerjaan dari hubungan individu tim.

Tantangan:
Gaya ini tidak mendukung kreativitas dan dapat terasa membatasi beberapa karyawan. Gaya kepemimpinan ini juga tidak berkembang dalam lingkungan yang dinamis.

Contoh:
Manajer di kantor menginstruksikan karyawannya untuk bekerja dalam kerangka kerja tertentu yang ditentukan. Mereka harus mengambil banyak langkah untuk menyelesaikan tugas dengan aturan yang ketat.

 

BAHAN BACAAN

Mattayang, B. (2019). Tipe Dan Gaya Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Teoritis. JEMMA (Journal of Economic, Management and Accounting), 2(2), 45-52.

Tampi, B. J. (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terrhadap Kinerja karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia, tbk (regional sales manado). Jurnal Acta Diurna, volume 3(4).

Kartono, K. (2018). Pimpinan dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Press.

Detik Jabar “10 Macam Gaya Kepemimpinan dan Contohnya” https://www.detik.com/jabar/berita/d-6214638/10-macam-gaya-kepemimpinan-dan-contohnya

Scroll to Top