Edukasi Peneliti Adaptasikan AI, LP2M Gelar Workshop Pemanfaatan AI untuk Penulisan Ilmiah

Seiring perkembangan zaman yang semakin canggih dan serba cepat seperti saat ini, teknologi kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) bukan sekedar alat bantu biasa. Melainkan menjadi sebuah alat yang telah bertransformasi menjadi mitra stategis yang digunakan untuk merevolusi berbagai aspek pekerjaan, termasuk di dunia akademik maupun penelitian. Penulisan ilmiah yang acapkali dianggap sebagai proses yang panjang dan melelahkan, kini bisa dioptimalkan secara signifikan berkat bantuan AI. Menangkap sinyal ini, LP2M melalui pusat penelitian pengembangan industri menyelenggarakan Workshop “Pemanfaatan Artificial Intelligence untuk Penulisan Ilmiah” sebagai bentuk upaya peningkatan kualitas outcome penelitian. Selain tentu saja untuk mendukung riset inovatif dan berdampak, berdaya saing dan memberikan solusi atas kebutuhan pengembangan siber dan keislaman serta kajian multidisiplin ilmu lainnya berbasis pemanfaatan artificial intelligence.

Workshop dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom meeting pada Hari Kamis, 04 September 2025 dan berhasil menjaring 212 peserta dengan menghadirkan Soeharto, M.Pd., Ph.D. sebagai narasumber. Beliau merupakan seorang peneliti pakar yang saat ini bekerja di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) yang juga tertarik di dunia metodologi riset, khususnya di bidang pendidikan sains dan dinamika teknologi. Hadir pula Amelia Dwi Handayani, M.I.Kom sebagai moderator workshop.

Kesempatan kali ini, Prof. Dr. Aan Jaelani, M.Ag selaku Rektor UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon juga hadir memberikan sambutan sekaligus apresiasi atas terselenggaranya kegiatan workshop kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) khususnya pusat penelitian dan pengembangan industri yang dikepalai oleh Mujib Ubaidillah, M.Pd. Kegiatan ini dianggap sangat penting terutama dalam mendukung penguatan kapasitas institut untuk melahirkan para peneliti yang unggul dan mampu berdaya saing di era global. Hal senada juga disampaikan oleh Dr. Faqiuddin Abdul Kodir, MA yang menyampaikan sambutannya sebagai Ketua LP2M. Beliau menyoroti pentingnya kemampuan mengadaptasikan AI dalam penulisan ilmiah terutama untuk menunjang kualitas luaran yang baik.

Kompetensi yang Diperlukan 

Dalam konteks yang sangat luas, kompetensi AI tidak hanya bisa digunakan untuk menulis karya ilmiah saja, melainkan bisa digunakan untuk mengedit dan menerjemahkan, menyusun draf ataupun merangkum, membuat opini, mereview, bahkan membantu dalam proses publikasi karya ilmiah. Karena itu, kompetensi esensial yang perlu dimiliki seorang penulis agar lebih terintegrasi dan saling menunjang dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik. Pertama, keterampilan menulis (writing skills) yang tetap menjadi fondasi utama dalam melahirkan karya ilmiah yang berkualitas. Meskipun AI dapat membantu menyusun draf, akan tetapi seorang peneliti ataupun penulis harus tetap memiliki kemampuan untuk merangkai argumen yang logis dan koheren. Kedua, keterampilan berbahasa (language proficiency) yang menempatkan karya ilmiah peneliti bisa dipahami melalui tata bahasa dan kosakata yang kuat. Peneliti dalam hal ini bisa mengoreksi hasil tulisan dari AI dan memastikan bahwa tulisannya memiliki standar akademik yang baik. Ketiga, kemampuan membaca secara kritis (critical reading skills) yang memungkinkan penulisnya untuk mengevaluasi sumber informasi yang dihasilkan oleh AI dan memilah tulisan yang relevan dan kredibel. Keempat, literasi teknologi dan informasi (technological and information liteacy) menjadi kunci penting untuk mengoperasikan berbagai tools AI mulai dari cara kerjanya, pengumpulan hingga penyajian informasi bisa dilakukan dengan tepat. Terakhir, kemampuan menganalisis data (data analysis competence) yang memungkinkan peneliti untuk menginterpretasikan data, memvalidasi hasil yang diberikan AI, dan menyajikannya secara akurat ke dalam tulisan.

AI untuk Penulisan Ilmiah

AI muncul dan berkembang sebagai alat transformasi yang merevolusi proses penulisan ilmiah. AI bukan hanya sekedar mesin pencari, melainkan asisten cerdas yang mampu membantu peneliti di setiap tahap penulisan. Dalam tahapan awal melalui peneliti di setiap tahap berupa penelusuran literatur yang memakan waktu, AI bisa menyaring ribuan publikasi relevan dalam hitungan detik, hingga analisis data dan visualisasi, yang memungkinkan penulis mampu mengidentifikasi pola dan tren yang kompleks. Lebih dari itu, AI mampu memainkan perannya sebagai editor dan proofreader virtual, mengoreksi tata bahasa, struktur kalimat, dan bahkan mengidentifikasi potensi plagiarisme. Dengan kemampuan untuk mengotomatisasi tugas-tugas repetitif, AI membebaskan peneliti untuk fokus pada pemikiran kritis, perumusan argumen dan inovasi substantif dari penelitiannya.

Scroll to Top