UIN SSC, Pemerintah Desa Citemu dan Yayasan Wangsakerta membangun teknologi pedesaan untuk nelayan

UIN Siber Syekh Nurjati, [Cirebon, 13 Januari 2025] – UIN Siber Syekh Nurjati bekerjasama dengan Pemerintah Desa Citemu dan Yayasan Wangsakerta mengembangkan sistem teknologi pedesaan.  Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat pada LP2M UIN SSC, Dr. Budi Manfaat menjelaskan bahwa UIN SSC telah merintis upaya pengabdian yang berkelanjutan. Hal ini dimulai dari pilot proyek di beberapa desa dengan mengembangkan teknologi untuk membantu masyarakat desa sesuai dengan masalah dan kebutuhan mereka.

“Melalui teknologi pedesaan, kami berharap kegiatan pengabdian masyarakat tidak hanya menggugurkan kewajiban mata kuliah PPL atau KKN, tapi menjadi sumbangan yang nyata berguna sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan”, demikian disampaikan oleh Budi. Hal ini menjawab kegelisahan Kuwu Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Herintiano yang disampaikan melalui presentasi hasil KKN – MBKM UIN SSC di kantor desa Citemu November 2024 lalu.

“Sejauh ini KKN hanya dilaksankan secara formalitas. Mahasiswa datang ke desa, pingin tanda tangan saja. Ya saya kasih tanda tangan. Tapi kegiatannya apa, itu belum bersifat keberlanjutan”, demikian Herintiano menjelaskan.

Farida dari Yayasan Wangsakerta menjelaskan bahwa pengembangan teknologi pedesaan membantu memproduksi berbagai alat yang dibutuhkan oleh warga desa sesuai dengan kebutuhan kehidupan sehari-hari secara tepat guna dan berasal dari bahan yang tersedia di sekitarnya. Saat ini yang sedang dikembangkan adalah Solar Dryer Dome atau Rumah Pengering Sistem Solar dan mesin penepung produk laut seperti ikan, rajungan, kerang dan produk laut lainnya.

“Banyak sekali potensi di desa Citemu yang sampai saat ini belum dikelola. Melalui pembangunan Solar Dryer Dome ini para nelayan bisa mengeringkan produk laut secara berkualitas, bahkan tidak memerlukan penggaraman yang terlalu banyak. Kualitas produk dari alat ini menjadi prima dan memiliki nilai jual yang lebih baik bagi nelayan. Produk yang sudah dikeringkan juga dapat diolah menjadi tepung, misalnya tepung cangkang rajungan sebagai bahan pupuk organik, pelet pakan ternak, dan aneka produk lainnya”, demikian disampaikan oleh Ketua Wangsakerta, lembaga swadaya masyarakat yang peduli terhadap pengembangan desa di Cirebon.

Desa Citemu yang merupakan desa nelayan membutuhkan dukungan untuk pengolahan hasil laut baik untuk mengeringkan hasil laut maupun mengolahnya menjadi produk yang baru. Sampah  yang berasal dari cangkang kerang dan rajungan selama ini hanya dibuang dan mengotori jalan dan pesisir dapat diolah sehingga memiliki nilai lebih yang berguna bagi desa. Ruang belajar anak anak-anak muda nelayan untuk mengembangkan teknologi desa nelayan juga penting dibangun sehingga regenerasi profesi nelayan dapat terjaga dengan baik. Hal ini tentunya menjadi tantangan sekaligus peluang bagi program pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi UIN SSC melalui kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah, dunia industri, maupun lembaga swadaya masyarakat. []

Scroll to Top